Langsung ke konten utama

Selamat Datang Kembali!

Selamat datang kembali dalam catatanku. Ternyata kamu memang tak pernah hilang walaupun tahun berganti. Lalu bagaimana dengan kabarmu? Bagaimana dengan kabar perempuan yang kemarin selalu kamu berikan ice cream? Apa kalian baik-baik saja? Semoga begitu. Karena berbulan-bulan tampaknya komunikasi itu hilang, tahulah siapa yang tak ingin dihubungi saat ini.

Lalu jika aku menuliskan lewat ini, apakah kamu akan membacanya atau tidak? Atau bahkan sebenarnya kamu tak mengetahui tentang alamat blog ini. Karena apa? Karena memang tak penting segalanya,

Aku mungkin tak akan dapat bercerita lagi. Waktu mana juga yang masih tersedia bagiku? Tak ada bukan? Jadi aku simpan saja di sini. Biar semua orang yang mau membaca dapat membacanya. Sekadar berbagi tanpa sebuah cela.

Aku masih stagnan di sini. Benar-benar hanya seperti menuruti arah angin dan mengikuti aliran kehidupan. Aku butuh mimpi yang baru karena dengan itu aku akan benar-benar hidup. Bagiku ambisi menggapai sesuatu adalah sebuah kebutuhan yang berbeda dari sekadar menyelesaikan hal-hal dalam kehidupanku, aku tidak mau seperti ini hanya karena aku tak dapat bermimpi lagi.

Hidupku masih panjang dan terlalu berharga untuk aku sia-siakan. Masa ini cepat atau lambat akan segera berlalu dan tak dapat kuulangi. Banyak kesempatan yang harusnya aku rangkul. Namun, rasanya mengapa biasa saja. Gairah hidup dan semangat tak kunjung tergugah. Aku butuh sesuatu!

Aku benar-benar butuh sesuatu. Kau tahu apa itu bukan? Bicaralah denganku, walaupun hanya sekadar melalui pesan singkat. Katakan apa yang bisa aku pilih karena bukankah dirimu yang membantuku untuk memilih sesuatu di antara beberapa pilihan? Dan belajar dari pilihan yang sudah terpilih itu, rasanya kini semua baik-baik saja. Semoga akan tetap begitu!

Aku bahkan belum mentraktirmu makan lagi. Suatu tradisi yang sebenarnya membuat pertemuan begitu aku suka, tentunya dengan teman karib yang lain pula. Jadi kapan? Kapan akan ada waktu?

Manusia semakin dewasa, semakin banyak kebutuhan, semakin banyak urusan, semakin banyak dituntut untuk meninggalkan hal-hal yang tak penting. Segera beranjak dan bergerak? Memang seharusnya begitu. Namun aku selalu ragu di mana kedewasaanku? Bagaimana bisa aku menolong diriku saat ini? Payah, sepayah inikah aku? Banyak hal yang berkecamuk dan aku hanya berbicara pada diri sendiri saat ini. Menyedihkan memang!

MERASUKLAH. Sebelum aku benar-benar kehilangan diriku.

"Want you take a drink with me sometimes?"



🍀



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Seseorang di Masa Mendatang

Kita berjalan jauh untuk mencapai dekat. Ketika waktu tidak bertentangan, aku bersyukur kita bukan jalan yang berseberangan. Kita jalan yang beriringan kendati aku dan kamu tidak terlahir dalam keadaan yang sama. Entah kapan suatu masa itu datang, kita pasti berdampingan dengan perbedaan. Maka mari berdamai dalam penerimaan. Sesuatu yang kalau-kalau jatuh akan kita tangkap bersama. Sesuatu yang kalau-kalau hilang akan kita temukan bersama. Hidup tak pernah sedatar stadion ibu kota. Hidup tak pernah selalu hijau bak rumput yang terpangkas rapi di atasnya. Namun kita akan menanam dan menuai tanaman yang sama. Sebuah tanaman yang mengingatkan kita tentang pemaknaan kesabaran. Seharusnya aku dan kamu tak pernah jauh karena takdir itu sendiri yang membuat kita dekat. Bak setiap kegagalan dan percobaan, bak setiap kegagalan dan tercapainya keberhasilan setelah ratusan percobaan. Selayaknya kita mencoba berdamai atas keadaan diri masing-masing. Penerimaan itu bukan sesuatu yang tak

Bentar Nanti Aja, Ini Untuk Disimpan (Draft 28 September 2021)

 Ketinggian. Beberapa orang atau bahkan banyak orang takut dengan ketinggian. Aku sering mendengar mereka menyebutnya "phobia". Ketika aku menulis ini, aku berada di tempat yang lebih tinggi daripada kamar kosku yang hanya di lantai dua. Ini lantai lima dengan pemandangan yang luar biasa. Sebuah gedung yang terhitung baru di tempatku memutuskan melanjutkan pendidikan (tinggi?). Tentang kata "tinggi", aku teringat lirik salah satu lagu favoritku. Tetapi hatiku selalu meninggikanmu, terlalu meninggikanmu, selalu meninggikanmu. Hal-hal seperti ini terkadang membuat manusia lupa melihat ke bawah. Namun di sisi lain jika tak melihat ke bawah maka orang-orang yang memeluk fobia tidak perlu merasa takut lagi. Mereka hanya perlu meresapi betapa luar biasanya pemandangan dari ketinggian, hal-hal yang tidak dapat dilihat dari tempat yang tidak tinggi. Tidak hanya tempat tinggi yang memiliki keindahan, setiap tempat memiliki keindahannya masing-masing. Hanya perlu hati yang la

Perjalanan Menemukan yang Tak Ditemukan

A ku benar-benar seperti ingin pergi ke negeri jauh. Merasakan dingin butiran salju. Memanjakan perasaanku sendiri. Aku terlampau senang untuk bertualang dalam kepalaku. Namun, belum ada kesempatan pasti untuk menentukan sebuah perjalanan. Apakah aku berani bepergian sendiri? Haruskah ada orang lain yang kuajak? Sebuah buku yang akan terus aku tulis setiap waktu, takdir. Sesuatu di antara yang telah kuubah dan tak dapat aku ubah. Aku ingin terus merawat dunia kecilku. Jangan terburu-buru untuk menua karena aku tak ingin terlampau cepat sakit. Masih banyak waktu yang ingin kulewati dengan kemudaan dan kebebasan. Lalu mengapa pula menjadi dewasa terlihat dan terasa akan sangat memenjara? Melarang apa-apa. Membatasi diri menjaga dari pandangan orang-orang. Ruangan-ruangan sempit yang menyedihkan, jangan sampai aku tinggal di dalamnya pun begitu juga dirimu. Mari menguasai waktu masing-masing. Memandang hamparan manusia dengan kesibukannya d