Untuk diriku yang hidup sampai detik ini, Aku sampaikan. Apakah benar bahwa separuh jiwa itu dapat pergi? Lalu apa itu dapat kembali pula? Sejujurnya aku berpikir, merasakan, dan mungkin benar bahwa sesuatu akan selalu hilang dari dalam diriku. Sedikit maupun banyak, tentunya ini mengganggu. Bagiku, aku bahkan tak lebih baik dari kemarin. Sejak beberapa hal itu hilang, ada sesuatu yang tak dapat aku nikmati sebagai makhluk bebas. Di mana aku dapat menemukan diriku? Di mana cerminan sesungguhnya? Aku tak pernah mau lepas dari kemarin. Bukan karena kemarin terlalu sia-sia namun mungkin karena ada banyak aroma yang tak tergantikan begitu saja. Sekalipun aku menemukan benang untuk menggenapi yang tak pernah bersedia tinggal, hingga ada lubang sebesar benih gelap dalam diriku. Aku mau untuk selalu berbagi dan terbuka dengan dunia anehku. Yang tak seorangpun mau tinggal di dalamnya, mungkin begitu menurut pikirku, namun mungkin juga tidak menurut makhluk bebas lainnya. Sehi
Kita akan tumbuh dalam rumpun yang sama, berkembang, dan menua bersama. Menulis sejarah. Menyembuhkan melalui mantra-mantra kata.