Terkadang aku merasa menjadi orang bodoh, bahkan mungkin terlalu sering pikiran itu tiba-tiba mendera. Setelah bertahun-tahun sebagai manusia seseorang tak lagi sama begitupun orang-orang lain. Bagiku terasa seperti itu.
Dalam setiap perubahan yang datang, dunia kian berbeda. Rasanya aku tak sanggup mengejar, rasanya ada sebuah tembok tinggi besar yang menambah halangan. Aku terlalu payah untuk berlari. Aku terlalu lelah untuk mengejar. Aku terlalu bodoh untuk mencoba. Yang benar adalah aku egois dan keras kepala.
Tidakkah kamu merasakan itu?
Wahai orang-orang di sekitarku.
Aku tak lagi sama.
Entah mengapa begitu hampa dan kembali merapuh.
Engkau mungkin juga pernah begitu. Datang padaku lalu ceritakan dukamu. Mari berbagi dalam jatuh, bergerak, menyentuh, dan jangan menghilang lagi. Aku tidak pernah merestui itu, tentang perubahanmu.
Ketidaksamaan dalam dirimu bukan lagi menjadi candu. Tak kurangpun begitu aku tetap merasa adiksi dan kamu masih mengobsesiku. Aku begitu kering dan kemudian patah. Jadi jangan menambah terik terangmu.
Bukankah kita perlu waktu untuk menjadi biasa saja? Jangan gila! Mana mungkin engkau akan selalu langka karena bosanku terkadang begitu menipu dan kejam. Dalam perjalanan membawamu menjadi sesuatu yang tak akan mengubahku juga sesuatu yang membuatku tetap mewaraskan diri.
Tidak banyak yang aku temukan saat ini. Kecuali notasi-notasi rumpang yang entah kapan berlarian dariku. Yang dulu genap sekarang menjadi ganjil. Apakah kamu tahu itu? Apakah dirimu juga tertipu oleh diriku yang sekarang?
Lalu bagaimana?
Bagaimana aku akan kembali.
Aku benci menua, menjadi dewasa adalah sebuah ketidakberuntungan. Seperti mati yang siap ataupun tidak akan tetap datang. Bukankah itu mengerikan? Aku terus terobsesi akan ini dan bersiap selalu menentang perubahan atau kadang aku justru ditipunya.
Seperti yang pernah terangkum dalam masa lampau. Obsesi yang mengkacaubalaukan serangkaian kebaikan-kebaikan waktu.
Bagaimana aku akan mengejar semua? Obsesiku juga tak lagi sama dalam masa kini. Kering tak menggairahkan jiwa dan mematikan pikiranku.
Komentar
Posting Komentar